Catatan Artikel lamongan Jawa Timur-
Untuk menjadi seorang penulis yang profesional tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, kita harus banyak belajar, dan mau belajar terus. Agar apa yang kita tulis di media sosial, dapat dipahami oleh pembacanya minggu (07/07/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Soalnya nasih banyak sekali penulis menulis tulisan_nya di media sosial miliknya dan kata_katanya bersalahan, tapi tidak mau di kritik.
Sebenarnya tampa kritikan, seorang penulis itu tidak akan bisa maju (berkembang) hasil karya (tulisannya…red).
Dalam keterangan ketua komunitas jurnalis modo Andikprastyo,S.ag, Saat ini betapa bebasnya, membuat tulisan-tulisan di Media sosial (Medsos). Tapi….penulis tidak memahami apa yang ditulisnya itu bermanfaat atau tidak bagi pembacanya. Terkadang rasa emosi, kebencian dengan seseorang dituangkan di Medsos. Dengan menulis HOAX dan SARA, yang akhirnya membuat pembacanya bertanya-tanya, sementara ada juga yang merasa tidak senang atas tulisan yang ditulis penulis tersebut”terangnya ketua komunitas jurnalis modo.
Jadilah penulis yang profesional, hendaknya penulis sebelum menuangkan tulisannya di Medsos, terlebih dahulu dibaca satu persatu, apakah tulisannya sudah layak dituangkan ke Medsos”harapan nya.
Dari tulisan yang di tulis di Medsos pembaca tau pendidikan penulis. Untuk itu jangan sampai penulis di katakan tidak berpendidikan oleh pembaca, yang akhirnya penulis direndahkan oleh pembaca. Karena telah diketahui bahwa penulis tidak berpendidikan, hanya mengecap dibangku SD saja, ini jelas akan merendahkan penulis apalagi penulis salah seorang yang ternama.
Karena tulisan penulis, penulis akan jatuh dari kedudukan yang selama ini dijabat penulispenulis”pungkasnya.
Ketua komunitas jurnalis modo:(Andikprastyo, S. Ag)